PNPM-MP


PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI DAN PENGADAAN MEDIA BANTU PNPM MMANDIRI PERKOTAAN


Sosialisasi dalam konteks PNPM Mandiri Perkotaan bukan hanya sekedar diseminasi media publikasi ataupun sekedar pemahaman masyarakat terhadap substansi serta prosedur PNPM Mandiri Perkotaan saja. Tetapi, sosialisasi diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kritis, perubahan sikap serta perilaku masyarakat. Sebab itu, sosialisasi harus terintegrasi dalam aktivitas pemberdayaan dan dilakukan secara terus menerus untuk memampukan masyarakat menanggulangi masalah-masalah kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan.
Kegiatan sosialisasi mempunyai peranan penting dalam proses memberikan pehamaman kepada masyarakat. Pada awal-awal program, media sosialisasi yang didorong adalah media yang secara substansi menjelaskan program secara keseluruhan pada tahapan/siklus kegiatan di masyarakat melalui media yang didistribusikan dari Pusat. Pada tahun 2007 pendekatan mulai bergeser, dimana masyarakat diberi ruang untuk mengembangkan, merencanakan, memproduksi, mendistribusikan pengetahuan dan informasi mereka melalui “Media Warga”. Melalui Media warga ini juga diharapkan masyarakat dapat merencanakan strategi Komunikasi di wilayahnya, serta mampu mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang ada di wilayahnya baik secara horizontal diantara warga sendiri, maupun secara vertikal antara warga dengan pihak pemerintah daerah.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan, pengembangan, dan pemanfaatan Media Warga akan memberikan pembelajaran kritis dan menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki yang tinggi sehingga dapat terjamin keberlanjutannya. Media Warga lebih mudah diterima dan dipahami karena sangat mengutamakan konteks budaya dan seni lokal/daerah serta sesuai dengan penggunaan bahasa, nilai-nilai, dan kebiasaan/tradisi setempat.
Apa saja tahapan utama dalam siklus PNPM-MP ?
- RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat)
- RK (Refleksi Kemiskinan)
- PS (Pemetaan Swadaya)
- Pembangunan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)
- PJM Pronangkis (Prog. Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan)
- Pengorganisasian KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
Apakah makna RK (Refleksi Kemiskinan) dan apa saja yang akan dicapai ?
Refleksi kemiskinan merupakan langkah awal membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap kemiskinan; apa, tipologi, sebab dan akar penyebabnya melalui proses penggalian diskusi kelompok terarah (FGD). FGD Refleksi kemiskinan ini akan dilakukan di tingkat RT/RW/pedukuhan. Upayakan komunitas basis yang terkecil dimana dalam FGD peserta dapat dibagi menjadi beberapa kelompok maksimum 15 orang dan masing-masing dipandu oleh relawan. Yang ingin dicapai melalui proses ini adalah :
- Kriteria Kemiskinan
- Pohon persoalan kemiskinan, per tipologi kemiskinan/mata pencaharian – sampai akar persoalan.
- Pohon pemecahan persoalan pertipologi kemiskinan/matapencaharian.
- Perubahan cara pandang peserta dari sebagai bagian persoalan menjadi bagian pemecahan
- Kesepakatan ’niat’ yang dituangkan dalam rencana kerja
Apakah makna PS dan apa saja yang akan dicapai ?
PS adalah upaya menemukan kondisi nyata di lapangan dari apa yang sudah direfleksikan sehingga terjadi penajaman dari apa yang sudah dirumuskan di RK. Di PS ini juga dikaji program-program penanggulangan kemiskinan yang ada/sudah diterapkan, kelembagaan yang ada dan tipologi kepemimpinan moral.
Yang ingin dicapai melalui PS ini adalah :
- Profile Kelurahan
- Profile KK Miskin
- Daftar KK Miskin
- Katagori KK Miskin (tipologi kemiskinan)
- Rumusan Persoalan (nyata di lapangan) ? hasil analisa penelusuran persoalan di lapangan
- Pemetaan lokasi persoalan termasuk lokasi KK miskin
- Tipologi pronangkis yang efektif (hasil kajian dari berbagai program penangulangan kemiskinan yg ada/dialami)
- Kebutuhan kelembagaan
- Kriteria kepemimpinan
Apakah Refleksi Kemiskinan ?
Refleksi Kemiskinan adalah bentuk aktifitas Focus Group Discusion atau Kelompok Diskusi Terarah mengenai pendalaman suatu topik dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara terstruktur untuk membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap kemiskinan dan kaitannya dengan para pelaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat.